Minggu, 11 Juni 2017

Deskripsi Tentang Diri Sendiri

Nama saya Aldimar Vannisi anak kedua dari 2 bersaudara nama Aldimar Vannisi sangat cocok bagi saya karena pemberian dari kedua orang tua saya. Kenapa saya bilang sangat cocok karena kedua orang tua saya pernah bercerita kepada saya bahwa nama yang telah di berikan orang tua saya mempunyai arti : Aldi (harapan) Mar (di bulan maret) Van (yaitu nama kaka saya) Ni (boni nama ayah saya) dan si (Lusi nama ibu saya) jadi Aldimar Vannisi artinya Harapan di Bulan Maret adik dari Ivan dan anak dari Boni dan Lusi. Saya lahir di Bandung pada 5 Maret 1996. Sekarang saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Gunadarma. Secara astrologi, zodiak saya Pisces, Saya orangnya humoris, setidaknya menurut saya sendiri saya orangnya baik dan tidak sombong pada siapa pun, ramah tamah apa lagi kepada orang yang lebih tua kepada saya, suka menghargai orang lain karena sebelum kita menghargai diri kita sendiri maka terlebih dahulu hargailah orang lain jika kita menghargai orang lain maka orang lain pun akan menghargai kita, selain itu saya juga senang membuat orang tertawa karena sungguh salah satu kebahagiaan di dunia ini yang saya rasakan adalah ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang bahagia.
Adapun hobby yang saya miliki yaitu dalam bidang olagraga dan game, jika membicarakan olahraga saya menyukai bermain sepak bola.
Jujur saja saya sangat tidak suka dengan orang yang sifatnya aneh (dalam bentuk sikap dan cara bicara) suka menipu, tukang bohong, tidak menghargai orang lain, sombong dan angkuh, sombong dalam hal pelajaran, dan lain-lain.
Harapan saya ingin menjadi orang sukses dan membanggakan kedua orang tua saya dan semua orang di sekeliling saya, saya akan berusaha dengan keras agar tujuan itu dapat tercapai. 
Mungkin hanya sekian lampiran tentang deskripsi diri saya.



Senin, 24 April 2017



Contoh Kasus Perusahaan Di Dalam Dan Luar Negeri Yang Berhubungan Dengan Etika Bisnis


NAMA  : Aldimar Vannisi
NPM     : 10214755
KELAS : 3EA06
Tugas Etika Bisnis

1.      Perusahaan Luar Negeri

Segmentasi PT.Nabisco pun tepat dalam mengeluarkan produk biskiut coklat berlapiskan susu ini, yaitu anak-anak. Ada pepatah mengatakan “tak ada satu pun orangtua yang tidak menyayangi anaknya”. Ini merupakan ungkapan yang tepat bagi orangtua yang mempunyai anak-anak terlebih anak yang masih berusia kecil. Kekhawatiran orangtua ini, menjadi membludak sebab diisukannya biskuit oreo, yang merupakan biskuit favorit anak-anak, mengandung bahan melamin. Hal ini cukup berlangsung lama di dunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan menurun drastis. BPOM dan dinas kesehatan mengatakan bahwa oreo produksi luar negri mengandung melamindan tidak layak untuk dikonsumsi karna berbahaya bagi kesehatan maka harus ditarik dari peredarannya. Pembersihan nama oreo pun sebagai biskuit berbahaya cukup menguras tenaga bagi public relation PT. Nabisco.
Kutipan BPOM, “Yang ditarik BPOM hanya produk yang berasal dari luar negeri dan bukan produksi dalam negeri. Untuk membedakannya lihat kode di kemasan produk tersebut.Kode MD = produksi dalam negeri,aman dikonsumsi.Sedangkan ML = produksi luar negeri.”


ANALISIS :
Dalam kasus tersebut dapat dianalisis bahwa BPOM dan dinas kesehatan mengatakan bahwa oreo PT. Nabisco produksi luar negeri mengandung melamin yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi, dan produk ini harus ditarik dari peredarannya. Dalam kasus ini BPOM menyatakan bahwa hanya produk yang berasal dari luar negeri saja yang berbahaya sedangkan yang dalam negeri tidak berbahaya.

PENDAPAT :
Dalam kasus ini PT. Nabisco yang memproduksi oreo dari luar negeri tidak memikirkan etika bisnis untuk para konsumen. Perusahaan telah melanggar hak konsumen yaitu dengan membuat produk biskuit yang mengandung melamin.


2.      Perusahaan Dalam Negeri

Komisaris PT KAI (Kereta Api Indonesia) mengungkapkan bahwa ada manipulasi laporan keuangan dalam PT KAI yang seharusnya perusahaan mengalami kerugian tetapi dilaporkan mendapatkan keuntungan.
“Saya mengetahui ada sejumlah pos-pos yang seharusnya dilaporkan sebagai beban bagi perusahaan tapi malah dinyatakan sebagai aset perusahaan, Jadi disini ada trik-trik akuntansi,” kata Hekinus Manao, salah satu Komisaris PT. KAI di Jakarta, Rabu.
Dia menyatakan, hingga saat ini dirinya tidak mau untuk menandatangani laporan keuangan tersebut karena adanya ketidak-benaran dalam laporan keuangan itu
“Saya tahu bahwa laporan yang sudah diperiksa akuntan publik, tidak wajar karena sedikit banyak saya mengerti ilmu akuntansi yang semestinya rugi tapi dibuat laba,” lanjutnya.

Karena tidak ada tanda-tangan dari satu komisaris PT KAI, maka RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT Kereta Api harus dipending yang seharusnya dilakukan pada awal Juli 2006.

Sabtu, 11 Maret 2017



GAYA HIDUP REMAJA ZAMAN SEKARANG

Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat di sekitarnya dan bagaimana cara orang tersebut hidup. Sebagian besar  remaja zaman sekarang itu menyalahgunakan gaya hidupnya. Apalagi remaja-remaja yang tinggal di kota metropolitan. Sebagian besar, mereka lebih mengikuti trend mode di masa kini, seperti contohnya berpakaian seperti orang-orang luar negeri dan bergaya kebarat-baratan. Remaja zaman kini itu selalu dikaitkan dengan zaman dan teknologi. Banyak di sekitar kita wanita yang memakai celana pendek di depan umum yang diajarkan dalam ajaran Islam yaitu harus menutup aurat kecuali telapak tangan dan muka bagi seorang wanita yang beragama Islam.

Yang kita tahu bahwa trend mode yang ada di luar negeri itu menyimpang moral. Sedangkan negara Indonesia itu terkenal dengan kesopanan dan budi luhurnya. Kalau kita menanggapi hal ini dengan negatif maka akan berdampak negatif juga untuk penerus kita selanjutnya. Contoh lainnya yang dilakukan orang barat seperti bermabuk-mabukan, rokok, narkoba. Banyaknya remaja terutama kaum adam di zaman sekarang yang sudah mengenal minum-minuman keras, rokok, bahkan narkoba. Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini salah satu contoh yang salah atau tidak baik, karena kalau mereka mengkonsumsi barang-barang haram tersebut bisa merusak kesehatan mereka,apalagi mereka dalam tahap perkembangan, terutama bagi pengguna narkoba, dampak negatif menggunakan narkoba adalah dapat mengalami gangguan syaraf pada otak yang tidak berjalan sempurna, dapat mengalami gangguan mental.

Untuk itu, di zaman yang serba ada atau modern ini, mari kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus memajukan bangsa Indonesia terutama dalam budayanya karena negara Indonesia yang terkenal akan kayanya kebudayaan. Hindari hal-hal yang berdampak negatif, hindari pergaulan bebas, hindari narkoba. Pilihlah teman yang dapat membuat anda cerdas dan selalu mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Boleh kita mengikuti gaya kebarat-baratan asalkan itu mengandung nilai yang positif.


ETIKA BISNIS

NAMA           : Aldimar Vannisi
NPM               : 10214755
KELAS          : 3EA06

              1. Definisi Etika Bisnis

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu :

·         Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
·         Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
·         Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

            2.  Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan lingkup pokoketika bisnis yaitu:
1.    Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis yang pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering ditujunjukkan kepada para manajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik dan etis itu.
2.  Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah, mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi, dirugikan dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak mana pun. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
3.    Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.
Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya           dan     bersama – sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis tersebut.

             3.  Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis  harus menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
     Prinsip-prinsip etika bisnis bertujuan memberikan acuan cara yang harus ditempuh oleh   perusahaan untuk mencapai tujuannya. Prinsip-prinsip etika bisnis (Muslich, 2004) meliputi:
  1. Prinsip ekonomi; dalam hal ini perusahaan bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
  2. Kejujuran; prinsip ini menjadi nilai paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak terkait dengan aktivitas bisnis. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan tinggi bagi perusahaan tersebut.
  3. Niat baik dan tidak berniat jahat; berhubungan erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan tersebut. Niatan dari suatu tujuan terlihat cukup transparan misi, visi dan tujuan yang ingin dicapai dari suatu perusahaan.
  4. Adil; menganjurkan perusahaan untuk berperilaku adil kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis.
  5. Hormat pada diri sendiri; prinsip ini adalah cermin penghargaan yang positif pada diri sendiri dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut.

4.    Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis

a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

KESIMPULAN
·      Dalam berbisnis kita juga harus mempunyai etika. Jika etika kita kurang baik maka orang lain akan menilai anda secara negative.
·      Jika dalam hal sehari – hari kita sudah terbiasa menerapkan etika yang baik maka akan terbiasa atau terbawa hingga kita bekerja.
·      Etika bisnis merupakan etika profesi yang mempunyai banyak kaitan dengan kegiatan bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Rabu, 25 Maret 2015

Direct And Indirect Speech



DIRECT AND INDIRECT SPEECH
(Kalimat
Langsung dan Kalimat Tak Langsung)


Indirect Speech is a phrase that comes from direct sentences that told back in another form.
Direct and Indirect Speech, who is also familiar with another term, namely
Report Speech. Direct Speech sentence is spoken directly by the speaker and
that the sentence would be written quotes.
Conditional be Conditional
Consider the following examples of sentences:
Ø   “I never eat durian.” She explained.
Ø  She explained (that) she never eat durian
Ø  “I am waiting for him now,” she said.
Ø  She said (that) she was waiting for him then.

example :
-Erfin said that he was so happy
-They said that they had watched football game.

If Verbs in the main clause and the shape is PRESENT PERFECT PRESENT
or the existence of a common statement in the main clause, then no
time changes in indirect sentence.

Example:
-She asks me, “Are you sleepy?” She asks me wether I am sleepy
-He has told us, “I am hungry.” He told us that he is hungry
-She told me,“the sun rises in the east”.
She told me that the sun rises in the east
But if Verbs in sentence form apart from the PRESENT PERFECT PRESENT and then change the time on indirect sentence.


example:
-Simple Present menjadi Simple Past
a. He told me, “I go to work everyday.”
b. He told me that he went to work everyday.

-Present Continuous menjadi Past Continuous
a. She told me, “I am playing music now”.
b. She told me that she was playing music then.

-Present Perfect menjadi Past Perfect
a. They told me. “We have bought a car”.
b. They told me that they had bought a car.

-Simple Past menjadi Past Perfect
a. He told me, “I went to Bandung yesterday”.
b. He told me that he had gone to Bandung yesterday.

-Simple Future menjadi Future Past
a. He told me, “I will go to university next year”.
b. He told me that he would go to university the following year.

-Future Past menjadi Future Past Perfect
a. She told me, “I should go there if I were you.”
b. She told me that she would have gone there if she had been me.

Perubahan-perubahan MODAL, PREPOSITION dan Keterangan waktu dari kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung. :
Shall – Should See – saw Will – would
Is – was May – might Has/have – had
Can –could are – were Here – there
This – that Now – then Ago – before, Dsb

Perhatikan tabel berikut :
Direct Speech
Indirect Speech
Simple Present
He said, “I go to Jakarta every month.”
Simple Past
He said (that) he went to Jakarta every month.
Simple Past
He said,”I went to Jakarta every month.”
Past Perfect
He said (that) he had gone to Jakarta every month.
Present Perfect
He said, “I have gone to Jakarta every month.”
Past Perfect
He said (that) he had gone to Jakarta every month.
Present Continuous
He said,”I am going to Jakarta every month.”
Past Continuous
He said (that) he was going to Jakarta every month.
Past Continuous
He said, “I was going to Jakarta every month.”
Perfect Continuous
He said (that) he had been going to Jakarta every month.
Future (will)
He said,”I will go to Jakarta every month.”
Would + verb
He said (that) he would go to Jakarta every month.
Furure (going to)
He said, “I am going to Jakarta every month.”
Past Continuous
He said (that) he was going to Jakarta every month.


B. Indirect Speech Dengan Perintah
Bentuk indirect atau reported speech perubahan dari kalimat perintah biasanya menggunakan kata said, told, dan ordered dan kemudian diikuti bentuk to infinitive.
Direct Speech
Indirect Speech
He said,”Go to school every day.”
 He said,”Wash your face!”
The police ordered,”Walk on!”
The teacher said,”Don’t be lazy!”
He told me to go to school every day.
He told me to wash my face.
The police ordered me to walk on.
The teacher told me not to be lazy.



C. Indirect Speech Dengan Larangan
Bentuk indirect speech perubahan dari kalimat larangan biasanya membuat mustn't tetap mustn't tetapi didahului that + Subject dan diikuti dengan auxiliary dan verb tanpa mengubah tenses (bentukwaktunya).
Direct Speech
Indirect Speech
He told me,”You mustn’t drive a car without a driving licence.”
He told me that I musn’t drive a car without a driving licence.


B. Indirect Speech Dengan
Perintah
Bentuk indirect atau reported speech perubahan dari kalimat perintah biasanya menggunakan kata said, told, dan ordered dan kemudian diikuti bentuk to infinitive.
Direct Speech
Indirect Speech
He said,”Go to school every day.”
 He said,”Wash your face!”
The police ordered,”Walk on!”
The teacher said,”Don’t be lazy!”
He told me to go to school every day.
He told me to wash my face.
The police ordered me to walk on.
The teacher told me not to be lazy.


C. Indirect Speech Dengan Larangan
Bentuk indirect speech perubahan dari kalimat larangan biasanya membuat mustn't tetap mustn't tetapi didahului that + Subject dan diikuti dengan auxiliary dan verb tanpa mengubah tenses (bentuk waktunya).
Direct Speech
Indirect Speech
He told me,”You mustn’t drive a car without a driving licence.”
He told me that I musn’t drive a car without a driving licence.



D. Indirect Speech Dengan Tanya
Bentuk Indirect Speech yang merupakan  perubahan dari kalimat Tanya dapat dikelompokan menjadi dua:
a. Indirect Speech dengan Yes-No Question :biasanya menggunakan kata "whether".
b. Indirect Speech dengan W-H Question :Biasanya menggunakan kata tanya yang ada dalam kalimat langsungnya.


Direct Speech
Indirect Speech
He said, “Do you go to school every day?”
He asked me whether I went to school every day.
He said, “Where do you go to school?”
He asked me where I went to school.
She asked, “When will they come?”
She asked me when they would come.

E. Perubahan Pada Adverbs, Articles, dan Modals
Perubahan dari bentuk langsung menjadi tidak langsung juga mengakibatkan adanya perubahan pada adverbs, articles, dan modals tertentu, sebagai berikut :

can ---> could
will ---> would
here ---> there
now ---> then
next week ---> the following week
shall ---> should
may ---> might
this ---> that
yesterday ---> the day before

Direct Speech
Indirect Speech
can
He said,”I can go to school every day.”
Could
He said (that) he could go to school every day.
may
He said,”I may go to school every day.”
Might
He said (that) he might go to school every day.



Mixed type (Jenis Gabungan)
Example :
Anton asked me, “What’s happening to you? You looks pale.”
Anton asked me what was hsppening to me as I looked so pale.


1.      Changes Adverb of Time (Time Specification) that need to be considered:
Direct                                    Indirect
Now                                      Then
Today                                    That day
Tonight                                  That night
This week                              That week
Yesterday                              The day before
The d
ay before yesterday      Two day before
Last night                               The night before
Last week                              The Previous week
Last year                                The Previous year
A year ago                             A year before/the previous year
Three year ago                      Three years before
Tomorrow                             The next day/the following day
The day after tomorrow         In two days’s time
Next week                             The following week
Next year                               The following year
On Sunday                             On Sunday
On the sixth                           On the sixth
Here                                      There (sebagai Adverb of Place/
                                              ket.tempat)
This Restaurant                     The restaurant (sebagai Adjective/
                                              kata sifat)
These books                          The books (sebagai Adjective/
                                              kata sifat)
This                                       It (sebagai Pronoun/kata ganti)
These                                    They/them (sebagai Pronoun/
                                              kata ganti)


Example:
The man said, “I eat in this restaurant last night.”
The man said that he had eaten in the restaurant the night before.






Reference